Langsung ke konten utama

Mitos dan Stigma HIV/ AIDS di Tengah Masyarakat


Pernah suatu ketika Saya melihat video orang luar negeri yang ditayangkan di televisi swasta, saya lupa acara apa tapi di video itu memperlihatkan dimana seorang laki-laki memegang selembar kertas yang bertuliskan jika ia mengidap HIV/ AIDS dengan tulisan yang cukup besar, dan berdiri di tempat ramai dengan orang yang berlalu lalang. Dan setelah selesai menonton video tersebut baru Saya paham jika itu adalah salah satu eksperimen untuk mengetahui sejauh mana masyarakat di sekitarnya mau menerima keadaannya tersebut, faktanya hanya satu-dua orang saja yang mau mendekat dan merangkul bahkan menguatkannya. Lalu, bagaimana dengan orang-orang lainnya? Ada yang menjauh dan menatap dengan rasa jijik bahkan ada yang sampai menutup hidung dan mulut saat melewati pria tersebut.


Ternyata, tidak hanya di Indonesia saja, bahkan di luar Indonesia pun penyakit HIV dan AIDS masih dianggap momok yang mengerikan. Masih banyak mitos terhadap penyakit HIV/ AIDS, seperti misalnya jika seseorang terdiagnosa positif maka sudah pasti akan meninggal atau juga stigma terhadap pengidap untuk dijauhi agar tidak menularkan ke orang lain. Apabila mitos dan stigma ini tidak dipatahkan, tentunya akan mempersulit dalam proses penurunan angka HIV dan AIDS. 


Epidemi HIV dan AIDS di Indonesia

Beberapa hari lalu Saya bersama teman-teman Komunitas Sahabat Blogger (KSB) mendapat kesempatan untuk menyaksikan langsung siaran live streaming yang diadakan oleh Berita KBR via youtube. Pada acara tersebut ikut menghadirkan seorang dokter dan salah seorang yang pernah mengidap penyakit tersebut, yakni:

  • dr. Adi Sasongko, selaku Ketua Badan Pengawas Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS)
  • Bram, ODHA


Pada kesempatannya, dr. Adi Sasongko menjelaskan, jika HIV tidak mudah menular melalui udara, pada saat bicara. Akan tetapi jalur penularan utama HIV dan AIDS adalah kontak seksual dan kontak darah. 


Nah, apabila di sekitar kita ada yang terkena HIV dan AIDS, kita tidak perlu khawatir untuk hidup bersosialisasi dengan mereka, sebab sebagaimana yang dijelaskan dokter Adi jika penularannya tidak melalui udara. Justru harusnya kita memberi support agar dia bisa segera sembuh. Sebab, support yang positif akan membangun kepercayaan diri mereka sehingga tidak merasa dikucilkan.


Dokter Adi Sasongko


"Kehidupan sosial sehari-hari, tinggal bahkan bekerja bersama orang yg terkena HIV dan AIDS itu tidak akan tertular oleh orang lain, kecuali melalui kontak darah dan hubungan seksual" jelas dr. Adi Sasongko.


Hal itu ditegaskan pula oleh Bram, Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mana saat tahu ia terkena penyakit HIV/ AIDS ia hampir down. 


"Saya akhirnya memberi tahu keluarga dan pengertian pada mereka, jika penyakit yang Saya alami ini bisa disembuhkan" ucap Bram.


Keluarga, tentu saja menjadi penyemangat utama ketika seseorang mengalami keterpurukan, dan keluarga pula menjadi tempat utama untuk meminta bantuan dalam segala hal. Meskipun terkadang ada hal-hal tertentu yang mungkin tidak dapat ditolong, namun setidaknya semangat dan support dari keluarga memberi kekuatan untuk terus hidup, berkarya dan bermanfaat.


Bram selaku ODHA


Bram juga menceritakan jika harusnya kita mematahkan stigma tentang penularan HIV dan AIDS dapat terjadi dari pemakaian handuk dan alat makan yang dipakai bersama. Selain itu, kita juga harus memberikan informasi dan edukasi ke orang di sekitar kita yang masih menganggap penyakit tersebut menjadi salah satu penyakit yang memalukan bahkan dianggap sangat berbahaya bila hidup berdampingan dengan ODHA.


Sebab, stigma yang masih beredar itulah yang menyebabkan ODHA kesulitan untuk melakukan interaksi sosial dengan masyarakat bahkan kesulitan mendapatkan pekerjaan.


Semoga apa yang Saya sampaikan bermanfaat, dan semoga stigma negatif tentang ODHA dapat berkurang. Aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#BilangAjaGak: Cara Mencegah Social Engineering

Juni 2022, mendadak mendapat pesan singkat dari sepupu untuk berhati-hati jika ada oknum yang mengatasnamakan Bank BRI, sebab sudah ada temannya yang tertipu oleh informasi dan nomor WhatsApp palsu yang mengatasnamakan Bank BRI  hingga tabungannya terkuras. Jadi ceritanya, teman sepupu Saya itu mendapat pesan singkat masuk ke WhatsApp-nya, anehnya nomor oknum yang mengaku petugas dari BRI itu centang biru. Otomatis dia tidak curiga. Pesan itu berisi tentang informasi jika seluruh nasabah diminta melakukan konfirmasi setuju/ tidak setuju atas perubahan tarif transaksi yang awalnya transfer antar bank hanya Rp 6.500/ transaksi menjadi Rp 150.000/ bulan. Tentunya dengan membalas pesan itu dengan format yang diberikan. Sebagai kaum mendang mending, terlebih mencari uang tidaklah mudah, tentunya panik dan tanpa disadari mengikuti instruksi yang diberikan oleh oknum penipu. Kasus di atas disebut juga dengan Social Engineering, dimana pelaku melakukan teknik manipulasi psikologis yang dig...

Tingkatkan Literasi Anak Melalui Media Boneka

  Pict. Dok. Yulianto Di daerah terpencil di dusun Jajar Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, seorang laki-laki paruh baya berdiri di depan sekelompok anak-anak yang duduk di lantai beralaskan tikar. Laki-laki itu adalah pelopor Rumah Baca Bintang, sebuah inisiatif yang didirikannya untuk memberikan akses pendidikan dan literasi bagi anak-anak di daerah terpencil. Dengan senyum hangat yang selalu menghiasi wajahnya, ia memandang anak-anak dengan penuh kasih dan semangat. Anak-anak menatapnya dengan mata penuh antusiasme, laki-laki itu kemudian mengangkat sebuah buku berwarna cerah, membukanya perlahan, dan menunjukkan gambar-gambar di dalamnya.  "Buku ini," katanya, "adalah jendela ke dunia yang lebih luas. Lewat membaca, kalian bisa menjelajahi tempat-tempat yang belum pernah kalian kunjungi, bertemu dengan tokoh-tokoh hebat, dan menemukan berbagai ilmu yang akan membantu kalian meraih mimpi-mimpi besar." Ia melanjutkan dengan penuh semangat, "Kalian mungkin tingga...

Review Salah Satu Karya Cerpen dari Kumpulan Cerpen Garwa: Sigaraning Nyawa

Halo sobatq, siapa diantara kalian yang suka membaca cerpen, novel dan buku lainnya? Kalau Saya suka banget, dan alhamdulillah sudah beberapa buku antologi cerpen dan puisi yang salah satunya terdapat karya Saya. Seperti baru-baru ini, Saya bersama teman-teman penulis dari berbagai latar, hingga berbagai daerah telah berhasil membukukan karya setelah mengikuti kelas KMO Batch 26 kelompok 11 beberapa waktu lalu. Kumpulan cerpen tersebut kami beri judul Garwa: Sigaraning Nyawa. Jadi, Garwa ini sering dipahami dengan “Sigaraning Nyawa” yang artinya belahan nyawa atau belahan jiwa. Yang tentunya memiliki makna jika istri adalah belahan jiwa bagi suaminya. Oiya, hampir terlupa. KMO atau Komunitas Menulis Online ini kerap mengadakan kelas belajar secara online loh. Dan, ketika nama kita terdaftar, kita akan di add di whatsapp grup dan grup khusus telegram. Tapi, ada tantangannya setelah kelas berjalan, dan tugas harus dikerjakan sesuai deadline yang diberikan. Jika sebanyak 3 kali kita tidak...