Jaga Kesehatan Karena Sehat Itu Penting! Saya setuju sekali jika sehat itu penting, bayangkan jika anggota tubuh sakit, tentu saja membuat aktivitas jadi terganggu, terlebih jika penyakit yang dialami tersebut adalah penyakit kusta, bukan hanya akan menimbulkan masalah fisik saja akan tetapi juga dapat menimbulkan masalah psikologis, mental hingga masalah sosial. Na'udzubilah.
Perlu diketahui, jika permasalahan kesehatan merupakan tanggung jawab kita bersama. Dalam hal apa? Tentunya dalam hal mengedukasi masyarakat terutama dalam memutus mata rantai penularan kusta secara komprehensif di masyarakat. Nah, tepatnya tanggal 7 April 2022 baru-baru ini, telah diperingati sebagai Hari Kesehatan Sedunia, dan alhamdulillah Saya mendapat kesempatan untuk mengikuti perbincangan dalam Ruang Publik KBR via Youtube beberapa hari lalu, dengan dua orang narasumber, yakni:
- Dr. dr. Flora Ramona Sigit Prakoeswa, Sp.KK, M.Kes, Dipl - STD HIV FINSDV - Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI)
- R Wisnu Saputra, S.H., S.I.Kom - Jurnalis/ Ketua Bidang Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kab. Bandung.
Acara tersebut mengusung tema "Hapuskan Stigma dan Diskriminasi Kusta", yang diperingati untuk mengingatkan kembali masyarakat akan pentingnya meletakkan kesehatan sebagai prioritas dari semua aspek kehidupan, sebab hingga saat ini kusta masih menjadi issue yang luput dari perhatian kita seringkali masyarakat melupakannya, padahal penyakit kusta masih ada diantara kita, yang mana hal tersebut dibuktikan dari masih meningkatnya kasus kusta per tahun dan terbukti jika hingga saat ini Indonesia masih menempati urutan ke-3 sebagai penyumbang kasus baru kusta, yakni sebanyak 17.000 kasus baru per tahunnya.
Persoalan kusta ini tidak bisa dianggap sepele, untuk itulah masyarakat perlu diedukasi sehingga dapat memutus mata rantai penularan kusta secara komprehensif di masyarakat, kolaborasi pentahelix yang melibatkan lintas sektor juga perlu dilakukan, diantaranya akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, komunitas dan juga media.
Apa Itu Kusta?
Diantara teman-teman mungkin masih ada yang masih asing dengan namanya Kusta. Kusta atau Lepra merupakan penyakit ikfeksi bakteri kronis yang biasa menyerang jaringan kulit, saraf tepi hingga saluran pernapasan. Penyakit ini dulunya menjadi momok di tengah masyarakat kita, karena dianggap sebagai penyakit yang sangat menular dan dapat berakibat fatal. Faktanya, penyakit kusta tidak dapat menyebar begitu saja dan penyakit ini dapat diatasi secara efektif dengan pengobatan, namun meskipun dapat diobati bila tidak ditangani dengan segera maka kusta bisa menyebabkan kerusakan saraf yang mengakibatkan kelumpuhan bahkan kebutaan.
Mari Atasi Kusta Bersama
Menurut Dr. dr. Flora jika kesehatan itu menyeluruh dan sangat penting, bukan hanya sehat fisik saja namun juga mental, spiritual bahkan sosial. Seperti misalnya penderita kusta yang hingga saat ini masih saja mendapat stigma negatif di tengah masyarakat yang mengakibatkan penderita kusta mengalami depresi sehingga memengaruhi mentalnya. Karena itulah hendaknya kita secara bersama-sama dapat membantu penderita kusta untuk mendapatkan haknya untuk bisa sehat dari penyakit tersebut, terlebih saat pandemi entah berapa banyak yang mengalami penurunan kondisi ekonomi yang berakibat kurangnya asupan makanan bergizi sehingga kondisi kesehatan makin menurun.
Dalam hal memberikan edukasi soal penyakit kusta kepada masyarakat hingga luas, Wisnu Saputra selaku jurnalis memiliki tanggung jawab untuk dapat menyebarkan info positif mengenai penyakit kuata yang sebenarnya dapat diobati dan tidak dapat menular begitu saja, isu ini tentunya bisa menjadi isu kemanusiaan dan dapat mengedukasi agar diskriminasi terhadap penyandang kusta dapat berkurang.
Dalam hal menghilangkan diskriminasi terhadap penyandang kusta, tentu saja kolaborasi Pentahelix, yakni kolaborasi antara tenaga kesehatan, pemerintah, pegiat media sosial, tokoh agama hingga seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah meninggalkan komentar. Maaf jika tidak saya publish komentar yang menyertakan link.