Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Menyulam Napas Mangrove dalam Selembar Batik dari Jambi

Langit di Pangkal Babu pagi itu belum sepenuhnya terang ketika deru ombak perlahan mengusap bibir pantai. Di tengah aroma lumpur dan semilir angin pesisir, tampak sekelompok perempuan duduk melingkar. Tangan mereka lincah bermain malam dan canting, mengguratkan motif-motif alam ke atas kain putih. Di antara mereka, seorang perempuan muda berdiri memberi arahan dengan sabar dan penuh semangat. Dialah Qorry Oktaviani, perempuan visioner dari Jambi yang menghadirkan konservasi mangrove dalam bentuk yang tak biasa—batik. Awal dari Sebuah Keprihatinan Qorry bukan seniman batik. Ia lahir dari latar belakang biologi, bukan seni. Tapi justru dari kedalaman ilmu itulah ia menyadari betapa rentannya ekosistem pesisir, khususnya hutan mangrove di Jambi, terhadap kerusakan. Saat bekerja sebagai fasilitator lapangan di LSM yang fokus pada pelestarian lingkungan, ia menyaksikan sendiri bagaimana pohon-pohon mangrove ditebang, lahan dialihfungsikan, dan warga sekitar perlahan kehilangan hubungan deng...

Menyemai Cinta Alam dan Ilmu: Kisah Sekolah Alam Leuser

Pendidikan ideal bukan hanya soal angka, nilai, atau ranking — tetapi bagaimana siswa bisa belajar menjadi manusia yang peduli terhadap lingkungan, berdaya, dan kreatif. Di tengah tantangan dunia pendidikan yang terus berubah, hadir sosok inspiratif bernama Darsimah Siahaan, pendidik yang mengabdikan dirinya untuk menghadirkan pembelajaran yang berpadu dengan alam. Di Sumatera Utara, Sekolah Alam Leuser sedang membuktikan bahwa pendekatan ini bukan sekadar mimpi. Di balik sekolah ini berdiri seorang pendidik inovatif, Darsimah Siahaan, yang dengan dedikasi memimpin Sekolah Alam Leuser agar bisa menjadi tempat pembelajaran yang merangkul alam sebagai guru dan ruang kelas sebagai laboratorium kehidupan. Secara resmi, lembaga ini dikenal sebagai SMP Swasta Alam Leuser, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Leuser. Berdasarkan data Kemdikbud, sekolah ini berdiri sejak 25 Agustus 2020, dengan akreditasi B, jumlah siswa sekitar 32 orang, dan dua orang guru pengajar yang berdedikasi tinggi. Sek...