Langit di Pangkal Babu pagi itu belum sepenuhnya terang ketika deru ombak perlahan mengusap bibir pantai. Di tengah aroma lumpur dan semilir angin pesisir, tampak sekelompok perempuan duduk melingkar. Tangan mereka lincah bermain malam dan canting, mengguratkan motif-motif alam ke atas kain putih. Di antara mereka, seorang perempuan muda berdiri memberi arahan dengan sabar dan penuh semangat. Dialah Qorry Oktaviani, perempuan visioner dari Jambi yang menghadirkan konservasi mangrove dalam bentuk yang tak biasa—batik. Awal dari Sebuah Keprihatinan Qorry bukan seniman batik. Ia lahir dari latar belakang biologi, bukan seni. Tapi justru dari kedalaman ilmu itulah ia menyadari betapa rentannya ekosistem pesisir, khususnya hutan mangrove di Jambi, terhadap kerusakan. Saat bekerja sebagai fasilitator lapangan di LSM yang fokus pada pelestarian lingkungan, ia menyaksikan sendiri bagaimana pohon-pohon mangrove ditebang, lahan dialihfungsikan, dan warga sekitar perlahan kehilangan hubungan deng...
Blog berisi seputar Lifestyle dan review, baik produk dan kehidupan sehari-hari yang diharapkan dapat memberikan informasi ke pembaca.